Selasa, 13 Januari 2009

OPTIMALISASI PNS

Saat ini kabarnya Pemerintah Kabupaten Kulon Progo kekurangan PNS, terutama untuk Jabatan Fungsional Umum (JFU/Staf). Sesuai dengan analisis kebutuhan, Kulon Progo masih kekurangan ribuan PNS. Namun kalau kita amati tingkah laku PNS, banyak juga PNS yang gak punya pekerjaan jelas atau tidak jelas pekerjaanya. Ada PNS yang jam 9 pagi sudah baca koran, jalan-jalan sebentar masuk ke ruang kerja buka-buka kertas, kemudian masuk ke ruang komputer main game. Jam 13 habis sholat dzuhur main catur sampai jam 14.00, kemudian duduk-duduk santai dan ngobrol menunggu bel pulang. Hal ini sepertinya ironis jika dengan analisis kebutuhan PNS yang katanya kurang ribuan pegawai. Mengapa hal ini bisa terjadi ? Mungkin jawaban mudahnya karena kualifikasi pendidikan PNS tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, PNS banyak yang tidak kompeten atau PNS tidak mau (malas) bekerja. Namun untuk mengetahui hal ini sepertinya butuh pencermatan mendalam dan penelitian dalam rangka mencari penyebab "kekurangan" PNS dan kemungkinan "memenuhi" kekurangan tersebut.
Terlepas dari itu semua, penulis sebetulnya juga kurang setuju dengan angka-angka kebutuhan berdasarkan analisis kebutuhan PNS. Kalau hemat penulis sebetulnya di suatu sub bag TU kantor cukup dibutuhkan 2 atau 3 PNS, namun sesuai analisis mungkin kebutuhannya bisa mencapai 5 atau 6 PNS. Hitungan seperti ini layak pada jaman dahulu sewaktu masih dominan menggunakan mesin ketik manual, sebelum ada komputer. Kadang-kadang juga pimpinan memandang lambatnya pekerjaan stafnya karena banyaknya pekerjaan, sehingga perlu tambah staf tanpa memperhatikan sarana dan prasarana kantor yang ada. Padahal lambatnya pekerjaan kadang karena harus antri komputer, karena terbatasnya komputer yang ada. Sehingga penambahan PNS malah menambah lambatnya pekerjaan karena antrian komputer semakin panjang atau menambah hitungan kelebihan PNS.
Untuk memenuhi kebutuhan PNS jalan terbaik adalah dengan pendidikan dan latihan komputer. Dengan semakin meningkatnya kemampuan komputer PNS diharapkan kebutuhan PNS akan berkurang, karena PNS nantinya hanya sebagai programer/operator komputer. Untuk penambahan jumlah PNS diperlukan biaya besar dan saat inipun jumlah PNS tidak mempengaruhi DAU (dana alokasi umum), sehingga Pemerintah Kulon Progo perlu membuat terobosan dengan meningkatkan kompetensi PNS sehingga nantinya bisa diperoleh PNS yang mumpuni dalam artian jumlah PNS relatif kecil tapi tugas-tugas kantor selesai. Dan hal ini nampaknya pengetahuan komputer perkantoran jawabannya. Dan juga penyadaran PNS yang bersangkutan untuk menggunakan komputer untuk tugas-tugas kantor, bukan untuk game. Untuk itu diperlukan diklat yang membuat PNS mampu dan mau bekerja dengan mengoptimalkan komputer. Kalau yang saya amati sekarang ini banyak PNS yang memaksimalkan penggunaan komputer, belum mengoptimalkan komputer. Komputer dihidupkan seharian penuh, tetapi sebatas pada pengalihan tugas dari ketik manual. Itu mungkin lumayan daripada untuk game, tetapi ini belum optimal. PNS sering melakukan pekerjaan berulang-ulang atau istilahnya entry data berulang-ulang, padahal dengan optimalisasi komputer (didukung SDM yang kompeten) sebetulnya cukup pengolahan data, manipulasi data, rekayasa data dengan program komputer yang sesuai.
Oleh karena itu rasanya kita perlu membuat standar, JFU di Kabupaten Kulon Progo minimal harus bisa MS Word dan MS Excel syukur ditambah lagi MS Acces dan internet. Pejabat struktural harus punya laptop, dan minimal juga harus bisa MS Word dan Ms Excel, syukur bisa Power Point dan internet. Kalau Kepala Dinas Pendidikan saja mengharuskan Guru SD harus punya Laptop, mungkin Bupati atau Sekda bisa juga mewajibkan semua pejabat struktural harus punya laptop, dan maksimal 1 tahun harus sudah bisa mengoperasikan komputer standar. Kewajiban punya laptop bisa diperluas ke semua guru, dan gurupun diharuskan punya kemampuan mengoperasikan komputer standar. Kalau hal ini bisa diterapkan, saya yakin kebutuhan PNS di Kabupaten Kulon Progo bisa dikurangi sampai 50% seperti "harapan" DPRD. Kulon Progo nantinya akan menjadi Kabupaten dengan PNS terkecil, tetapi handal dan mumpuni. Sehingga anggaran belanja publik bisa ditingkatkan, begitu juga kesejahteraan PNS bisa meningkat pula karena Pemkab tidak menggaji banyak pegawai.
Sehingga sangat tepat jika ada aturan jumlah PNS tidak menentukan DAU, karena kalau jumlah PNS menentukan besarnya DAU maka nanti Daerah akan berlomba-lomba memperbanyak PNS untuk menaikkan DAU. Dengan adanya aturan ini maka Daerah akan mengurangi kebutuhan PNS dengan cara meningkatkan standar PNS yang ada dan saya sangat mendukung kebijakan ini karena secara umum yang dapat meningkatkan kinerja dan kesejahteraan PNS. PNS tidak banyak nganggurnya dan betul-betul optimal.

Selasa, 06 Januari 2009

USULAN UNTUK KEMAJUAN KAMPUNG.JETIS

I. DATABASE KEPENDUDUKAN
Jumlah Kepala Keluarga warga Jetis mencapai 200 KK. Sedangkan penduduk dewasa (punya hak pilih PEMILU) lebih dari 500 jiwa sedangkan total warga jetis mencapai 700 jiwa. Dari sejumlah itu ada beberapa yang tergolong kaya, setengah kaya, cukup, miskin, dan sebagainya. Nah untuk mempermudah dalam penentuan standar kekayaan, kita bisa mengolahnya dengan bantuan komputer. Untuk lebih jelasnya alangkah baiknya jika data-data kependudukan bisa kita rekam dalam komputer sehingga dapat dilihat ataupun dicetak jika sewaktu-waktu diperlukan. Dengan bantuan komputer kita bisa melihat secara cepat anak usia sekolah, warga yang berpendidikan tinggi, warga yang dikategorikan berhak menerima BLT, jumlah KK, jumlah penduduk berdasar jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, dan sebagainya sesuai apa yang ingin pimpinan pedukuhan ataupun pihak desa ingin ketahui. Dan untuk itu perlu sebuah komputer di rumah pak dukuh atau sekretaris pedukuhan, dan saya bisa membantu membuat database kependudukan dengan Microsoft Acces. Dengan adanya database kependudukan, maka data-data akan terekam secara digital, dan dapat diperlukan sewaktu-waktu dengan cepat. Bayangkan jika data hanya tulis tangan, akan berapa lama bertahan tulisan tersebut? 1 tahun, 2 tahun atau mungkin 5 tahun sudah sangat bagus. Dengan terekam secara digital, data akan tersimpan sepanjang masa. Sekali lagi saya menawarkan diri membantu membuatkan database kependudukan, dan ini gratis untuk kepentingan kampung. Artinya saya usul dan sekaligus berusaha membantu mencarikan solusi, tidak hanya sekadar usul yang maaf menambah beban pimpinan kampung. Dan untuk komputer mungkin bisa memanfaatkan komputer bekas POKMAS kalau masih ada. Kalau komputer POKMAS sudah rusak, saya menawarkan diri mencoba memperbaikinya asal masih ada ujudnya. Kalau memang sudah tak bisa diperbaiki, kampung bisa pinjam komputer saya sampai kampung ada anggaran untuk membeli komputer. Dan ini gratis, tidak ada uang sewa.

II. PENERANGAN JALAN KAMPUNG
Banyak ruas jalan di tempat kita yang masih gelap, warga ada yang kurang sadar akan pentingnya penerangan jalan. Untuk itu kita perlu menyadarkan warga yang belum mau menyumbangkan sebagian listriknya untuk penerangan jalan di dekatnya. Sebagai contoh jalan utaranya Lik Parijo yang sebelah barat, depan TKIT, depan calon rumah kedua pak Irawan, perbatasan Jetis Pedak sebalah utara, dan sebagainya. Untuk itu perlu dibentuk Tim Penerangan Jalan yang tugasnya memasang dan memelihara lampu pada jalan-jalan kampung dengan bantuan warga sekitar jalan. Dan kampung perlu mengalokasikan anggaran untuk pembelian lampu, kabel dan tiang, sedang listrik dimintakan bantuan warga sekitar jalan. Untuk kepentingan ini saya juga bersedia menjadi anggota tim penerangan jalan, dan tidak perlu honor alias gratis juga.

III. PENGAKTIFAN ORGANISASI PEMUDA
Pada dasarnya pemuda dusun kita semuanya baik dan aktif. Hanya saja karena tidak ada yang memandu, mengarahkan, membimbing, dan membina seolah-olah pemuda kita mlempem. Maaf, orang-orang tua maunya pemuda kita aktif dan maju dengan berbagai kegiatan, tetapi kalau hanya harapan dan keinginan tanpa tindakan nyata melakukan pembinaan pada generasi muda maka keinginan hanyalah keinginan dan maaf juga pemuda belum bisa memenuhi keinginan orang-orang tua karena keterbatasan pengalaman dan wawasan. Untuk itu diperlukan pimpinan pemuda yang sudah berpengalaman dan mampu serta mau merelakan waktu dan tenaga mungkin juga biaya untuk mengaktifkan pemuda. Sudah saatnya ketua pemuda dipegang oleh pemuda dewasa (sudah berkeluarga), dan pemuda anak-anak dapat sebagai pengurus dan tentu saja anggota.
Pemudalah sebenarnya yang menggerakkan kemajuan kampung, orang-orang tua insya Allah akan mendukung kegiatan pemuda sepanjang bermanfaat bagi pengembangan kepribadian, peningkatan kesehatan, peningkatan kemampuan, ketangkasan dan ketrampilan. Contoh-contoh kegiatan pemuda :
1. Mengundang instansi terkait untuk penyuluhan hukum/kesehatan
2. Kegiatan olah raga, seperti senam, volley, atau sepak bola.
3. Latihan ketrampilan komputer
4. Penggembira di tempat orang yang gembira maupun susah. Penggembira di tempat gembira misalnya sebagai sinoman mantenan, laden tamu, pasang tenda, dsb. Penggembira di tempat kesusahan misalnya meringankan beban yang kena susah seperti sripah dengan menyiapkan segala sesuatunya.
5. Pertemuan rutin dan mungkin sekali-kali mengundang penceramah muda, dsb.
Dan untuk mengaktifkan pemuda saya juga menawarkan diri ... untuk menunjuk Bapak Irawan sebagai kandidat ketua pemuda, disamping nantinya ada kandidat lain yang diusulkan warga.

IV. PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMPUTER PEMUDA
Supaya pemuda kita juga tidak gaptek (gagap teknologi), perlu diadakan diklat komputer bagi pemuda. Minimal pemuda kita bisa menulis dengan komputer (MS Word), Mengolah data (MS Excel) dan juga internet. Jangan sampai ada diantara pemuda di desa kita belum bisa mengoperasikan komputer, bahkan ada yang lebih parah lagi belum tahu komputer itu apa atau malah belum pernah melihat komputer atau laptop. Untuk itu diperlukan pelatihan komputer bagi pemuda, dan saya juga menawarkan diri bersedia membantu menjadi tentornya, tapi maaf untuk yang ini tidak gratis.

V. KEKOMPAKAN MENENTUKAN PILIHAN DALAM PEMILU
Tanggal 9 April 2009, kita akan berpesta demokrasi. Maaf sebetulnya saya pribadi agak malas mengikuti pemilu. Pada awalnya saya ingin golput saja, tetapi tak enak nanti dipanggil-panggil terus segera datang ke TPS oleh Pak Dukuh. Padahal kalau harus memilih saya juga bingung harus milih siapa, belum ada caleg yang kukenal dan mau membawa kemajuan Pajangan pada umumnya dan Jetis pada khususnya. Seolah-olah kita rakyat kecil hanya diperalat oleh elit politik untuk melegitimasi kekuasaan bahwa aku telah dipilih oleh rakyat. Sedangkan kita sebagai rakyat kecil tidak dapat apa-apa selain libur sehari, dan mungkin puluhan ribu rupiah bagi Panitia. Kemudian saya berpikir, bagaimana kalau membuat suara kita berharga dan dihargai oleh calon legislatif (elit politik)?. Jawabannya adalah kita harus menyatukan suara kita. Kita harus punya 1 pilihan caleg DPRD Tk.II, 1 pilihan caleg DPRD Tk.I, 1 pilihan caleg DPR, dan 1 calon anggota DPD. Kita bisa musyawarahkan untuk kepentingan kampung, kita lepas ego masing-masing dan kita berpikir realistis saja. Untuk apa kita fanatik dengan partai atau caleg tertentu. Kalau fanatik memegang agama itu mah wajib, tapi kalau fanatik partai atau caleg gak usah aja. Kita tentukan caleg mana yang mau warga jetis pilih atau kalau sudah ada caleg yang kampanye ke Jetis, kita minta komitmennya untuk ikut membangun Jetis dan konsekuensinya kita harus memilihnya. Jika seluruh warga dapat menyatukan suara ke 1 caleg, insya Allah pembangunan di Jetis akan terasa kemajuannya. Bantuan akan mudah diperoleh, lebih-lebih jika caleg yang kita pilih adalah anggota partai penguasa. Untuk contoh, caleg DPRD Bantul kita pilih dari PDI (karena bupatinya dari PDI), caleg DPRD Propinsi kita pilih anggota Partai Golkar (karena gubernurnya dari Golkar), caleg DPR pusat kita pilih dari Partai Demokrat (karena Presidennya kemungkinan besar masih SBY dari Partai Demokrat). Ini kalau bisa, kalau gak bisa yang penting pilihan warga kita jangan terpecah-pecah pada banyak caleg. Kalau seperti ini yang kita tempuh, jangan harap kita diperhatikan oleh partai penguasa atau caleg yang kita pilih karena sumbangannya suara kita terpecah-pecah dalam artian cuma memberikan andil yang kecil bagi caleg bisa menjadi anggota DPRD/DPR. Pasti caleg atau partai akan memilih memberikan bantuan kepada daerah atau dusun yang banyak memberikan suara padanya. Tapi ini juga usulan yang semoga menjadi renungan kita semua warga Jetis untuk memanfaatkan momen pemilu dalam rangka mempercepat pembangunan kampung dan meningkatkan tingkat pendapatan warga. Dan yang penting kita telah menjadi warga negara yang baik dengan mengikuti PEMILU, dan mudah-mudahan mendapat hasil dari PEMILU (dari maaf ... menjual suara). Dan suara kita akan berharga jika terkumpul pada 1 caleg, ibarat kita lidi maka kita telah mempunyai 500 lidi, dan lidi ini akan menjadi sapu yang kuat dan berguna kalau yang memiliki hanya 1 orang. Tetapi kalau yang memiliki 250 orang, maka semuanya jadi sia-sia karena masing-masing hanya dapat 2 lidi. Apa yang dapat dilakukan dengan 2 lidi? Lalat saja gak bisa dipukul dengan 2 lidi, apalagi untuk menyapu. Artinya suara kita sia-sia, dan ini dapat terjadi jika kita masih fanatik dengan partai atau caleg tertentu.

APAKAH RAPORT HARUS TULIS TANGAN ?

Guru mempunyai tugas yang begitu mulia dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang pintar dan berakhlak mulia. Tunas-tunas muda bangsa mulai sedini mungkin telah diarahkan dan dididik untuk menyongsong masa depan yang lebih baik, baik bagi dirinya maupun bangsa dan negaranya. Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sering dihadapkan pada persoalan-persoalan administratif yang menurut hemat saya sebetulnya dapat diselesaikan dengan cepat asal guru yang bersangkutan bisa mengoperasikan komputer minimal aplikasi word dan excel, syukur jika bisa juga powerpoint dan internet. Seiring dengan dengan pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi sudah seharusnya para guru mulai beradaptasi dan tidak ragu-ragu lagi menerapkan teknologi dalam rangka membantu tugas-tugasnya. Begitu juga dengan pemegang kebijakan di dunia pendidikan dalam hal ini Departemen Pendidikan maupun Dinas Pendidikan untuk menyesuaikan kegiatan administrasi dengan kemajuan teknologi. Kegiatan tulis menulis yang biasanya manual bisa dialihkan ke digital, begitu juga pengisian blangko-blangko yang biasanya pakai ballpoint mungkin bisa dialihkan ke cetakan di printer. Sebagai contoh pembuatan Rencana Program Pembelajaran, Pengisian kemajuan siswa (raport), dan sebagainya. Begitu juga pengolahan nilai raport siswa dan pengolahan hasil ulangan bisa juga disesuaikan dengan perkembangan teknologi, misalnya dengan ulangan dengan Lembar Jawab Komputer (LJK).

Sebagai tahap awal, untuk pengisian raport yang selama ini diisi manual dengan ballpoint, bagaimana kalau mulai sekarang dicetak seperti yang sudah berjalan di perguruan tinggi seperti nilai mata kuliah. Saya rasa hal ini dapat juga diterapkan di sekolah-sekolah terutama tingkat SMP dan SMA/K. Untuk SD pun jika memungkinkan akan lebih baik jika nilai raportnya juga dicetak seperti di PT. Cukup satu atau dua lembar (arsip) tiap semester, dan yang jelas mengurangi tugas guru sehingga guru bisa memikirkan hal-hal lain untuk memajukan dunia pendidikan. Tulisan akan rapi, cepat dan data akan terekam secara digital, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan tinggal dilihat kembali atau dicetak ulang. Saya yakin komputer bukanlah barang yang mewah dan mahal untuk saat ini sehingga bukanlah sesuatu yang berat kalau tiap sekolah harus mempunyai komputer. Bagaimana Dinas Pendidikan, apakah hal ini bisa diterapkan?

Sabtu, 19 Juli 2008

DAFTAR HARGA PULSA NABILA CELL

Alhamdulillah, spw production telah berhasil mewujudkan kegiatan pelayanan kepada masyarakat akan kebutuhan pulsa HP dengan harga murah. NABILA CELL yang merupakan wadah kegiatan isi ulang pulsa elktronik ini beralamat di RT 02 Jetis, Sendangsari, Pajangan, Bantul. Anda dapat datang langsung ke tempat kami atau memesan pulsa lewat sms di nomor 081802795240 atau bisa kirim email di spw_akmal@yahoo.com. Bandingkan harga yang kami tawarkan dengan outlet lain sebelum memutuskan pesan pulsa lewat kami. Silahkan download alamat dibawah ini untuk melihat produk NABILA CELL.
Anda bisa juga jualan pulsa dengan deposit minimal 50 rb. Silahkan datang ke tempat kami atau call kami di nomor hp kami atau email kami.
http://www.4shared.com/file/63177354/3a8a2866/BrosurNabila.html

CONTOH PROPOSAL KR

Survey dari majalah yang pernah kami baca menunjukkan bahwa negara yang warganya gemar membaca ternyata mencapai tingkat kemajuan yang signifikan dibandingkan dengan negara yang warganya gemar menonton TV. Malaysia, Singapura, Thailand bahkan Vietnam jam membacanya lebih tinggi dari Indonesia dan disana lebih maju daripada Indonesia. Warga Indonesia lebih suka meanonton TV daripada membaca. Padahal acara-acara di TV sangat sedikit yang mengandung unsur pendidikan dan kita pun sebagai warga masyarakat kurang suka menonton acara TV yang mendidik, dalam artian rating tinggi acara di TV adalah hiburan atau sinetron yang temanya berkisar pada kekerasan, perselingkuhan, mistik, keajaiban, dan cinta semu. Oleh karena itu kami berusaha mencoba mencarikan kegiatan lain yang positif bagi warga masyarakat untuk mengurangi jam menonton TV di dusun kami dengan menyediakan papan baca KR. Dan Alhamdulillah, KR telah merespon secara positif keinginan kami sehingga di dusun kami sekarang ada papan baca KR. Teman-teman yang mau mencoba mengajukan proposal papan baca KR bisa melihat contoh proposal di sini http://www.4shared.com/file/55752231/6b6063ce/PROPOSAL_PAPAN_BACA_KR.html

Sabtu, 21 Juni 2008

Seleksi Alih Fungsi JFT TA 2008

Teman-teman PNS Kabupaten Kulon Progo yang berminat berkarier di JFT silahkan mengikuti seleksi JFT. Edaran dapat diklik di sini

link
http://www.geocities.com/spw_akmal/SIMPAN_FILE/Edaran_Seleksi_JFT_2008.doc

Sabtu, 12 April 2008

Bantuan Langsung Tunai

Ada-ada saja program pemerintah pusat yang saya anggap tidak mendidik dan mendorong kemunduran. Wujud pemberian uang untuk konsumsi langsung kepada warga tanpa kerja sangat tidak mendidik dan membuat malas warga. Tidak adakah program yang lebih bermutu? Terus terang saya lebih mendukung program pemerintah yang memberdayakan masyarakat, bukan program yang memperdaya masyarakat. Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) jelas program yang membuat masyarakat tidak berdaya, menciptakan kemiskinan, menghambat kemajuan, mendorong kemalasan, membunuh kreatifitas dan menyengsarakan kehidupan secara ekonomi dan sosial di masyarakat dalam jangka panjang.
Saya sangat setuju sekali jika pemerintah punya program yang menggairahkan masyarakat untuk berusaha dan berfikir dengan progaram-program penciptaan lapangan pekerjaan yang luas seperti padat karya, bantuan modal usaha kerja tanpa agunan, program penyuluhan usaha kecil dan menengah yang mudah diterapkan, bimbingan teknis dan bantuan alat, bantuan pertanian dan peternakan skala menengah ke bawah, dan program-program lain yang intinya memberi kail bukan memberi umpan.Namun jika memang seandainya pemerintah benar-benar meluncurkan program Bantuan Langsung Tunai (BLT), maka sebaiknya harus seselektif mungkin. Bantuan ini khusus untuk orang yang memang tidak bisa apa-apa dan tidak punya apa-apa atau tidak punya saudara yang mampu.